ilustrasi.adab tidur cahayaislami99.blogspot.com |
TIDUR adalah aktivitas sehari-hari manusia, sepertiga kehidupan manusia di isi oleh kegiatan ini. Saat tidur, tubuh kita juga memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh juga membuat pikiran kita menjadi lebih tenang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah, berkurangnya kemampuan berpikir.
Fungsi tidur bagi manusia sangat banyak sebagaimana yang dikutip dari artikel pada harian tribun batam di bawah ini:
1. Tidur Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Mengonsumsi vitamin C dosis tinggi merupakan cara populer untuk meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menghindari penyakit flu. Padahal, memiliki waktu tidur yang cukup jauh lebih efektif. Sebuah studi teranyar yang dimuat dalam jurnal The Archives of Internal Medicine, menunjukkan kurang tidur dan rentan terjangkit flu yang berjalan beriringan. Para ahli bahkan berpendapat tidur cukup merupakan cara paling ampuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Dalam studi tersebut para peneliti mengamati 153 pria dan wanita selama dua minggu untuk mengetahui kualitas dan durasi tidur mereka. Lalu, selama 5 hari para responden tersebut dikarantina dan dipapar dengan virus flu.
Ternyata mereka yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam 3 kali lebih rentan sakit dibanding dengan mereka yang jam tidurnya rata-rata 8 jam.
Di dalam Islam tidak ada satu aktivitaspun yang tidak diatur, yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan manusia tersebut agar kita bisa menjadi manusia baik secara jasmani dan rohani. Yang bertujuan untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah di dunia dan melaksanakan tugas di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena jikalau manusia itu tidak sehat karena tidurnya tidak teratur maka ibadahnya pun tidak akan bisa dilaksanakan secara optimal.
Adab tidur dalam Islam itu di antaranya:
1. Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu.
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya,” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)].
2. Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits:
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat,” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).
3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya,” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).
4. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang.
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla,” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih).
5. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:
a. Membaca ayat kursi
b. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh
c. Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat di jangkau dengannya di mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali. Hal ini tertera dalam Hadits Riwayat. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi.
6. Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”
“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih,” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401).
7. Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”
“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allah yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun,” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi). [santi/islampos/adab tidur]
Post a Comment
Silahkan berkomentar..:)