Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menikahi wanita yang penyayang dan subur.
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud. Hadits senada diriwayatka oleh An Nasa’i dan Ahmad)
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara
mengetahui bahwa calon istri kita subur atau tidak, sementara dia masih
gadis? Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
Tes Kesuburan
Cara yang paling valid untuk mengetahui
wanita subur atau tidak adalah melalui serangkaian tes kesuburan yang
dilakukan oleh ahli medis (baca: dokter). Secara umum, melalui
pemeriksaan ini dapat diketahui apakah ovarium mampu menghasilkan sel
telur dan melepaskannya saat ovulasi, ada tidaknya sumbatan dalam tuba
dan apakah ada kelainan dalam rahim yang dapat menghambat terjadinya
implantasi dan perkembangan janin.
Permasalahannya, meminta calon istri
melakukan tes kesuburan adalah yang tabu dan aneh dalam budaya kita.
Meskipun hasilnya paling akurat, ia tidak bisa menjadi pilihan terbaik.
Bisa-bisa, malah calon istri atau keluarganya membatalkan rencana
pernikahan yang telah disusun sebelumnya.
Jumlah Anggota Keluarga
Cara kedua ini sangat mudah dilakukan
karena sangat sederhana. Untuk mendeteksi calon istri subur atau tidak,
lihatlah anggota keluarganya.
“Dengan mengetahui jumlah anggota
keluarganya, kita bisa mengukur seberapa besar peluang calon istri
memiliki keturunan. Biasanya keturunan dari keluarga ‘subur’ jauh lebih
mudah menghasilkan keturunan. Anak tunggal, dengan banyak sepupu yang
juga anak tunggal bisa pula menjadi indikator,” tulis dr Egha Zainur
Ramadhani dalam buku Sehat & Sukses Pranikah. Kendati demikian, peluang ini hanya sekedar prediksi, tidak sevalid tes kesuburan.
Siklus Haid
Cara lain untuk mendeteksi seorang
wanita subur atau tidak, adalah dari siklus menstruasinya. Jika lancar,
peluang kesuburannya lebih besar. Siklus ini adalah indikator terjadinya
ovulasi dan hormon bekerja dengan normal. Karenanya banyak dokter yang
menyarankan pasangan suami istri yang ingin segera punya anak untuk
melakukan hubungan pada proses ovulasi yang umumnya terjadi pada hari
ke-16 dari sejak hari pertama siklus menstruasi atau hari ke-14 sebelum
menstruasi berikutnya.
Bagaimana cara mengetahui siklus haid
calon istri lancar atau tidak? Dalam budaya kita, ini juga menjadi hal
yang tabu jika langsung menanyakannya. Maka calon suami bisa mengutus
seorang wanita untuk menanyakan kepada calon istrinya.
Berat Badan
Subur tidaknya wanita juga bisa
dideteksi dari berat badan. Tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk,
dapat menyebabkan kinerja hormon tidak maksimal, ovulasi menjadi tidak
teratur. Terlalu kurus menyebabkan sistem bekerja minimal untuk
menghemat energi yang keluar. Sedangkan terlalu gemuk dapat menyebabkan
terjadinya perubahan level hormon dalam tubuh karena estrogen tidak
hanya diproduksi di dalam ovarium tapi juga dalam lemak tubuh.
Masih dalam buku Sehat & Sukses Pranikah,
dr Egha Zainur Ramadhani menjelaskan, 12% masalah ketidaksuburan
disebabkan oleh masalah berat badan. “Terlalu kurus atau terlalu gemuk
sangat mempengaruhi kesuburan bagi wanita,” tulisnya.
Nah, untuk mengetahui calon istri
terlalu gemuk atau terlalu kurus, calon suami tidak perlu mengutus
orang. Sebab dalam Islam disunnahkan nazhar, melihat calon istri. Mungkin dalam istilah sekarang, melalui forum ta’aruf.
Jalannya menarik
Liputan6
pernah melansir hasil penelitian yang dilakukan Universitas Göttingen,
Jerman, bahwa cara berjalan kaum wanita bisa memperlihatkan subur atau
tidaknya mereka. Yang intinya, cara jalan wanita yang secara alami
‘menarik’ perhatian laki-laki merupakan salah satu indikator kesuburan
mereka.
Bagaimana caranya calon suami mengetahui
cara jalan calon istri? Pernah ada ikhwan yang meminta akhwat yang
dita’arufkan dengannya untuk jalan. Ia ingin mengetahui cara jalan calon
istrinya itu. Entah untuk mengetahui ia subur atau hal lainnya. Hanya
saja, cara ini dianggap tabu khususnya di kalangan aktifis dakwah. Lalu
bagaimana? Sahabat seperti Jabir bin Abdullah dan Muhammad bin Maslamah
mencontohkan, mereka mengamati calon istrinya secara diam-diam. “Aku
bersembunyi untuk memperhatikan calon istriku itu hingga aku melihat hal
yang menarik bagiku untuk menikahinya,” kata Jabir bin Abdullah dalam
sebuah hadits yang dikutip Ustadz Mohammad Fauzil Adhim dalam buku Saatnya untuk Menikah.
[ayonikah]
Post a Comment
Silahkan berkomentar..:)