Cantikmu Adalah Ketakwaanmu

|| || || Leave a comments

Dalam sebuah tayangan TV, pertanyaan host sebuah acara talkshow adalah ‘apa yang membuat kamu merasa cantik?’
Jawaban para bintang tamu yang kesemuanya adalah dari kalangan selebritis hampir sama yaitu ketika mereka tampil menjadi diri sendiri.
Menjadi diri sendiri yang seperti apa? Ya mereka berpakaian yang menurut mereka nyaman tanpa peduli kata orang. Itu salah satu jawabannya.
Yang menjadi masalah adalah kenyamanan menurut masing-masing orang itu tidak sama. Ada tipe orang yang nyaman dengan pakaian panjang, ada juga yang merasa nyaman dengan rok mini dan baju tank top. Parahnya ada yang nyaman dengan baaju setengah telanjang atau bahkan telanjang bulat. Kalau tidak percaya, silakan browsing di negara-negara tertentu, kantor membebaskan pegawainya untuk memakai pakaian bebas termasuk bebas untuk bertelanjang. Nah loh, kalau kasusnya seperti ini…apa iya standar kenyamanan individu masih tetap dipakai?
Perempuan itu cantik, tak ada yang memungkirinya. Tak perlu harus model atau bintang film, orang biasa pun bila berjenis perempuan akan tetap cantik. Standar kecantikan boleh jadi tidak sama. Orang bule sedang demen dengan wajah asia yang cenderung berhidup pesek, kulit coklat, bibir tebal, pipi tembem. Di saat yang sama, laki-laki Asia menganggap perempuan cantik itu yang blestean bule dengan hidung mancung, kulit putih, tulang pipi tirus, dagu lancip. Ini hanyalah masalah selera.
Masalah kenyamanan adalah satu hal yang berbeda. Semua peremuan memang harus merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Rasa ini muncul ketika konsep dirinya betul. Maksudnya adalah dia memahami bahwa perempuan tidak melulu harus dinilai secara fisik. Bisa jadi secara pandangan umum, fisiknya tidak masuk kategori ideal. Tidak langsing, tidak putih, tidak mancung dan tidak tinggi. Tapi karena konsep dirinya benar, dia mencintai dirinya tanpa berusaha ingin operasi plastik untuk mengubahnya. Kekurangan yang ada dijadikannya kelebihan yang itu membuat dirinya beda. Selain ia juga terus mengasah kecantikan dalam dirinya berupa kecerdasan dan kebaikan hati.
Kenyamanan terhadap diri sendiri ini terbawa ke pergaulan yang menyebabkan dirinya menjadi sosok yang enak untuk dijadikan teman. Kenyamanan seperti inilah yang akan memancarkan aura cantik. Ia tak perlu pengakuan orang lain untuk mengatakan dirinya cantik. Karena secara alami, dirinya memang cantik dengan seluruh potensi yang dimilikinya.
Berbeda sekali dengan konsep dalam talkshow di atas yang mendefinisikan cantik secara kenyamanan berpakaian apa adanya. Di dalam Islam, tidak ada yang namanya nyaman menurut saya, menurut si A, si B atau si C. Kenyamanan itu ada standarnya dalam hukum syara. Bagi perempuan, rasa nyaman itu tercapai ketika ia sudah menutup auratnya dengan sempurna. Tak bolah merasa EGP (Emang Gue Pikirin) atau sikap tak peduli dengan kata orang. Bila kata orang itu sekadar nyinyir, boleh kita tak ambil pusing. Tapi bila yang dikatakan orang itu adalah kebenaran, maka itu harus diambil. Bukankah salah satu ciri-ciri kaum muslimin itu adalah saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran?
Jadi, definisi cantik yang benar bagi seorang perempuan terutama muslimah adalah ketika perilakunya termasuk gaya berpakainnya nurut dengan maunya Sang Pencipta. Rasa nyaman adalah suatu pembiasaan. Awalnya mungkin tak nyaman memakai pakaian yang menutup aurat. Tapi dengan pembiasaan yang terus-menerus, maka rasa nyaman ini akan tercapai seiring dengan tingkat ketakwaan yang terus ditingkatkan. Wallahu alam.
(fauziya/voa-islam/muslimahzone.com)