cahayaislami99.blogspot.com – Muslimah itu harus smart alias cerdas. Bukan hanya nilai ulangan Fisika dan Kimia yang tinggi itu disebut smart, tapi juga cara dia bergaul menentukan sekali smart atau tidaknya seorang muslimah. Yang namanya muslimah, identitas dia terlihat terutama dari cara berpakaian. Jelas dia harus menutup auratnya. Nah, dalam posisi ini sang muslimah membawa nama Islam dalam seluruh perilakunya. Jadi muslimah harus hati-hati.
Kita tentu tahu, sekarang ini, perempuan yang meleng sedikit saja bisa habis dimangsa serigala. Ya…serigala berbulu domba alias laki-laki yang terlihat manis padahal niatnya busuk untuk menjerumuskan. Itu sebabnya, dibutuhkan langkah-langkah jitu untuk menjadi muslimah yang smart. Kalau kita smart, sulit untuk dibodohi apalagi dimanfaatkan.
Smart = nggak kupeng
Kupeng alias kurang pengetahuan. Muslimah itu wawasannya harus luas. Bukan cuma gosip artis yang diurusin atau model baju terbaru yang diketahui. Gadget terbaru selalu update tapi hanya untuk main game atau bahkan nyari gebetan via facebook. Rajin di depan TV tapi sekadar mantengin acara musik atau FTV.
Wawasan luas itu lebih ke pengetahuan yang mempunyai efek bagi bertambahnya keimanan dan kepedulian terhadap nasib umat ini. Misal nih, kita tahu bahwa berkembangnya hormon yang menjadikan tertarik pada lawan jenis itu memang alami. Nah, yang penting untuk disikapi adalah kita tidak mau mengikuti nafsu tersebut dengan cara tidak halal yaitu berpacaran atau kita bisa mengendalikannya dengan kegiatan yang bermanfaat. Muslimah smart tentu pandai memilih yang sesuai syariat. Kondisi ini kita sharing dengan teman-teman sesama muslimah untuk saling menguatkan dalam keimanan dan mengingatkan dalam kebaikan.
Muslimah smart juga harus rajin mengikuti berita perkembangan dunia Islam baik di dalam maupun luar negeri. Mulai dari heboh pemilu di negeri ini, tuduhan terorisme yang merupakan setingan Amerika untuk memusuhi Islam hingga berita luar negeri seperti konflik di Suriah untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah. Dan yang terbaru yaitu terkait penyerangan Israel ke Palestina.
Penting sekali luasnya wawasan ini, supaya kita tahu bahwa umat Islam dan problematikanya bukan hanya ada di Indonesia saja. Saudara muslim di belahan bumi lain juga membutuhkan pertolongan, dukungan, dana dan doa dari kita semua.
Wawasan muslimah smart juga bukan tentang masalah dunia saja. Atau sebaliknya, tahunya cuma masalah salat, puasa, zakat dan haji. Iya sih, itu memang wajib tahu. Tapi muslimah smart juga paham bahwa Islam bukan hanya soal itu saja. Islam itu kan the way of life alias jalan hidup. Jadi ya urusan dunia dan akhirat harus sama-sama paham dengan berimbang. Bukan hanya berat di salah satunya saja. Ini semua sudah pernah dicontohkan oleh generasi hebat sebelum kita. Mereka itu ibarat singa yang perkasa di siang hari (keperluan dunia) dan seperti rahib di malam hari (rajin ibadah). Lagipula, kedua hal tersebut ada nilai pahalanya sendiri-sendiri di hadapan Allah Ta’ala.
Smart = nggak kuper
Kuper alias kurang pergaulan. Ada loh muslimah itu yang rajin mengurung diri di kamar saja. Dia baik dan salihah tapi dipakai untuk diri sendiri. Dia cerdas tapi enggan berbagi. Seolah-olah surga untuk ditempati sendiri. Semoga kita bukan termasuk tipe ini ya.
Sebaliknya nih, ada muslimah yang rajin jalan-jalan di mal tapi untuk nongkrong dan cuci mata. Gabung di organisasi tapi dengan niatan mau cari pacar. Punya banyak teman tapi tidak membawa manfaat bagi perbaikan diri.
Kedua tipe di atas tak bisa dipilih. Muslimah smart itu tipenya peduli. Bukan hanya diri sendiri, tapi juga keluarga, teman, dan lingkungan. Banyak bergaul itu memang harus. Tapi bukan bergaul yang kebablasan sehingga cenderung bebas. Tetaplah ada rambu-rambu bagi seorang muslimah ketika melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatan atau berorganisasi. Ini artinya, tetap harus waspada.
Smart = jaga kehormatan
Kehormatan muslimah itu mahal harganya. Maka, dengan bekal pengetahuan dan pergaulan yang cukup, seorang muslimah menjadi tahu bagaimana harus bersikap dan berperilaku. Dia nggak akan jual obral dengan bergaul bebas khususnya pada lawan jenis. Ada batas-batas tertentu yang harus dipatuhi demi menjaga kehormatan muslimah sendiri.
Pertama, harus menutup aurat. Alhamdulillah banyak muslimah baik secara sadar atau karena pembiasaan dari orang tua, sudah menutup aurat dengan sempurna. Kerudung yang menutup kepala hingga menjulur ke dada beserta dengan jilbab yang merupakan baju longgar rajin dipakai bila keluar rumah.
Kedua, menghindari khalwat atau berduaan dengan lawan jenis. Muslimah smart nggak akan coba-coba untuk melanggar aturan ini.
Ketiga, tidak berikhtilat atau campur baur dengan lawan jenis. Ikhtilat adalah lawan dari infishal (terpisah). Pada dasarnya, Islam telah mewajibkan pemisahan antara pria dan wanita. Pemisahan ini berlaku umum dalam kondisi apapun, baik dalam kehidupan umum maupun khusus, kecuali ada dalil-dalil yang mengkhususkannya. Pada dasarnya, ikhtilath itu dibenarkan dalam aktivitas-aktivitas yang diperbolehkan oleh syara’. Terutama aktivitas yang di dalamnya mengharuskan adanya interaksi. Misalnya, bercampur baurnya laki-laki dan wanita dalam aktivitas jual beli, atau ibadah haji dan juga dalam masalah kesehatan.
Rambu-rambu di atas diberikan oleh Allah yang sangat mengetahui potensi manusia. Namanya saja dibuat oleh Yang Mahatahu jadi sudah pasti jaminan mutu. Jadi nggak bakal ada trial and error seperti hukum buatan manusia. Bila perempuan utamanya muslimah mau mengikuti aturan ini dengan baik dan benar maka fenomena cewek cabe-cabean seperti yang marak akhir-akhir ini nggak akan terjadi.
Smart = mau ngaji
Ngaji di sini bukan sebatas membaca al-Quran tanpa tahu maknanya. Ngaji di sini adalah memahami Islam berdasar Quran dan sunah serta ijma sahabat. Sekali mengaji dengan benar, kita akan merasa bahwa banyak sekali ilmu Islam yang masih belum kita ketahui. Makanya kita nggak boleh sombong dan enggan mendatangi majelis ilmu.
Orang yang sudah tua ngaji dan ingat akhirat, itu biasa. Mau kemana lagi tujuan hidup bila usia sudah senja. Betul tidak? Tapi bila usia masih muda sudah rajin mengaji, itu baru luar biasa. Biarpun muda, siapa yang bisa tahu kapan ajal kan tiba? Jadi jangan menunggu tua untuk mengaji dan beribadah dengan serius.
Kalau sudah ngaji, kita akan tahu bahwa menyebarkan apa yang telah kita ketahui itu adalah wajib dan merupakan tabungan kebaikan.
Finally…
Muslimah smart dimulai dari diri kita. Nggak usah jauh-jauh mencari teladan. Nggak usah bingung mencari padanan. Sosok istimewa ini ada di dalam diri kita, kamu dan juga saya. Kita semua mempunyai potensi untuk menjadi muslimah smart.
Semua langkah besar dimulai oleh langkah kecil dulu. Harus ada langkah pertama yang harus dilakukan. Bila kita belum memenuhi syarat sebagai muslimah smart di atas, ayo ambil langkah pertama dulu. Niatkan kuat untuk berubah. Bismillah. Selanjutnya mulai berbenah. Bagi yang belum berhijab, ayo segera ditutup auratnya dengan kerudung dan jilbab. Bagi yang sudah berhijab tapi akhlak belum beres, ayo mulai dijaga suara tertawanya atau becandanya. Untuk yang sudah oke berhijab dan akhlaknya, ingat-ingat apakah ketika berjanji suka ingkar atau tidak. Suka berbicara yang menyakitkan hati orang lain atau tidak.
Bila ini sudah oke semua, beranjak ke hal yang lebih besar. Lihat teman kita, adakah yang memerlukan bantuan? Bila iya, segera bantu. Bila tidak, ayo luaskan sudut pandang. Galang kepedulian terhadap muslim lainnya. Jangan sampai ada teman atau tetangga kita yang tidak bisa makan di saat kita kekenyangan. Atau ada muslimah yang tidak bisa berhijab karena tak mampu membeli kain untuk menutup aurat.
Nah, mudah kan menjadi muslimah smart itu? Mulai dari diri sendiri, saat ini, dan jangan tunda lagi.
Sumber: disadur dari gaulislam.com, penulis: Ria Fariana
(fauziya/cahayaislami99.blogspot.com)
Post a Comment
Silahkan berkomentar..:)