cahayaislami99.blogspot.com |
SEPERTINYA pekerjaan paling berat bagi seorang laki-laki bukanlah menjadi engineer, bukan menjadi akuntan, bukan pula menjadi kuli panggul, tapi sepertinya, menjadi seorang bapak.
Menjadi bapak, ketika dari setiap nafkah yang diterima, dikeluarkan secara sukarela bukan untuk dirinya, tapi untuk keluarganya, yang juga harus dijaga kehalalannya, karena menyangkut kebaikan bagi istri dan anak-anaknya.
Bercerita tentang bapak adalah bercerita tentang seorang lelaki yang mungkin tak banyak cakap, perhatiannya pun mungkin tak terlihat sebanyak Ibu, tapi percayalah, cintanya tidak kalah banyak.
Sewaktu SD dulu, bapak selalu nganter ke sekolah, dan pulang pun selalu dijemput, naik sepeda, sekalipun itu bapak baru pulang dari tempat kerja, yang juga ditempuh dengan sepeda.
Satu yang rutin ditanya, “Gimana sekolahnya?”
Memang, bapak tidak banyak cakap, tapi perhatiannya selalu meluap.
Bapak bekerja mencari nafkah, rutin setiap harinya, bahkan hari libur pun, dilupakan demi lembur, hari-hari bersama keluarga, terkadang dikorbankannya, disaat yang sama, mungkin anaknya cuma bisa meminta dan meminta, dan sehari setelahnya, bisa jadi bapak telah membelikan yang si anak minta.
Bapak lah, yang putar otak sana sini, pusing dan lelah disimpan jauh dari anak – anaknya, ketika harus membiayai pendidikan, dengan tidak melupakan kebutuhan makan, dengan gaji yang tidak seberapa.
Lagi, bapak mengajarkan tanpa cakap. Berhentilah mengeluh, Nak. Cukup Allah saja yang dengar rintihanmu.
Ketika bapak mendapatkan makanan enak di luar, entah itu dari rekan kerjanya, atau sepulang dari acara, pasti dibawanya makanan itu, untuk anak anaknya di rumah.
Bapak memang berbeda dengan Ibu, jumlah cintanya sama, hanya caranya yang mungkin berbeda. Ketika Ibu mengajarkan banyak cinta dan kasih sayang, bapak mengajarkan tentang teladan, tentang tanggung jawab. Lagi, mengajarkan tanpa banyak cakap.
Ketika Ibu menjaga kita agar tidak jatuh saat belajar berjalan, mungkin Bapak membiarkan kita jatuh, tetapi kemudian mengangkat kita. Ibu mengajarkan penjagaan. Bapak mengajarkan bagaimana bertahan dalam kesulitan.
Cinta Ibu begitu nampak, namun cinta bapak begitu tersembunyi. Tersembunyi dalam diamnya yang tanpa cakap. namun terungkap dalam pemberian teladan dan pemenuhan tanggung jawab
Oleh: Bagas Triyatmojo
[islampos]
Post a Comment
Silahkan berkomentar..:)