Aku ingin menjadi penerus Risalah yang Engkau sematkan pada setiap hati kami untuk terus digencarkan peranannya, Aku ingin menjadi generasi yang bertahan. Bertahan di jalan ini…
Kokohkan selalu pundak ini Ya Rabb, tegur diri ini ketika virus kefuturan itu mulai datang merasuki.
Aku ingin langsung menginstall ulang ghirah itu agar kekuatannya semakin banyak dibandingkan virus kefuturan itu…
Yaa Rabb, ajari aku bagaimana caranya menjadi sosok yang terus bertahan walau cobaan, hinaan itu datang menggoyahkan keistiqamahan. Aku tahu jalan ini jalan yang tak mudah. Di depan sana banyak onak dan duri yang siap menghalangi jalan ini lebih pahit dan lebih perih dibandingkan sekarang. Aku ingin kata-kata itu terus terngiang ketika kelelahan akan semua datang, ketika keluhan-keluhan menumpuk dan menyesakkan. Kata-kata yang tersampaikan dengan ucapan maupun melalui media.
“Bertambah umur itu milik semua orang, tapi bertambah dewasa belum tentu dimiliki juga oleh orang yang telah tua… Maksimalkan potensi yang engkau miliki… biarkan proses ini menjadi jejak skenario yang Allah tulis agar engkau benar-benar menikmati hasilnya.. Apapun hasilnya harus ada harga yang dibayarkan berupa pengorbanan.. Istiqamah di jalan dakwah ini, apapun rintangannya, halangannya, ujian, cercaan, ataupun lain sebagainya.. Semoga semua itu tidak akan menyurutkan langkahmu.. persiapkan dirimu untuk menjadi Khansa terbaik di hadapan Allah, cukup Allah dan hanya Allah tujuanmu…”
“Jika kita tak menemukan alasan lagi untuk tetap bertahan.. Cukup Allah saja yang menjadi alasan kita untuk tetap tegar dan bertahan di sini… Di jalan ini..”
“Cintaku, apa kabar keimananmu hari ini? Masihkah Allah berada di tahta tertinggi singgasana hatimu? Karena cinta-Nya, aku menyayangimu saudariku.. Selamat beristiqamah”
“Hidup itu pasti ada “Pro” dan “Kontra” jalani saja. Tidak selamanya hidup itu senang, ada kalanya kita pasti dihadapkan pada ujian”
Yaa Rabb, karena-Mu aku bertahan, untuk semua kebaikan aku bertahan, semua kuserahkan hanya untuk-Mu. Ingin rasanya menutup pendengaran ketika semua, semua cacian itu datang, namun aku tahu semua itulah yang seharusnya membuat senyumku semakin lebar, karena cahaya itu semakin bersinar, karena tujuan itu semakin tampak. Tak mudah, sungguh tak mudah untuk melaluinya namun biarkan semua ini menjadi bumbu penyedap dalam setiap fase yang diarungi yang bernamakan Dakwah. Untukmu jiwa yang selalu bertahan… Ingat kan? “Ketika di sekelilingmu gelap, maka berhusnudzanlah jikalau engkau dikirimkan Allah sebagai cahaya untuk meneranginya”
Sekarang yang harus dilakukan adalah terus mencharge diri ini dengan Tarbiyah Dzatiyah agar tetap kokoh, agar tetap istiqamah..
Terus menjadi pribadi yang memahami, bukan menjadi pribadi yang hanya minta dimengerti.